Pusbet News - Desa Cipakem, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan, digemparkan oleh peristiwa tragis yang melibatkan seorang anak yang tega menghabisi nyawa ibu kandungnya sendiri. Kejadian memilukan ini terjadi pada Senin pagi (tanggal kejadian), sekitar pukul 05.30 WIB.
Pelaku, berinisial S (35), diduga mengakhiri hidup ibunya, IS (60), dengan menggunakan ulekan sebagai alat kejahatan. Insiden ini terjadi di rumah korban, yang sekaligus menjadi tempat tinggal pelaku. Berdasarkan informasi yang dihimpun, warga sekitar mendengar keributan sebelum akhirnya menemukan korban dalam kondisi mengenaskan.
Menurut keterangan sejumlah saksi, pelaku dan korban diketahui sempat terlibat cekcok beberapa hari sebelum kejadian. Pada pagi hari tersebut, pelaku diduga kehilangan kendali emosinya dan menyerang korban dengan ulekan hingga korban meninggal dunia di tempat. Tetangga yang mendengar suara mencurigakan segera melaporkan insiden ini kepada aparat desa dan pihak kepolisian.
Kapolsek Maleber, dalam keterangannya, menjelaskan bahwa pelaku telah diamankan dan sedang menjalani pemeriksaan intensif. "Kami masih mendalami motif di balik aksi pelaku. Dari hasil awal, kami menduga adanya masalah pribadi antara pelaku dan korban," ujar Kapolsek. Lebih lanjut, diketahui bahwa pelaku memiliki riwayat gangguan jiwa dan sedang dalam pengobatan di Puskesmas Maleber.
Peristiwa ini mengundang keterkejutan dan kesedihan mendalam bagi masyarakat Desa Cipakem. Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, "Kami tidak menyangka S bisa melakukan hal seperti ini. Selama ini, mereka terlihat biasa saja meskipun ada kabar cekcok kecil."
Pihak keluarga besar korban juga merasa terpukul dengan kejadian ini. Mereka berharap proses hukum berjalan dengan adil dan pelaku mendapatkan penanganan medis yang sesuai terkait kondisi kejiwaannya.
Pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan barang bukti berupa ulekan yang digunakan pelaku. Selain itu, pelaku akan menjalani pemeriksaan kejiwaan lebih mendalam untuk memastikan kondisi mentalnya. Puskesmas Maleber juga diharapkan memberikan laporan terkait riwayat pengobatan pelaku.
Untuk mencegah kejadian serupa, pihak pemerintah desa mengimbau masyarakat untuk lebih memperhatikan tanda-tanda konflik dalam keluarga serta kondisi kesehatan mental anggota keluarga. Masyarakat juga diharapkan tidak ragu untuk melibatkan pihak berwenang jika situasi dianggap mengkhawatirkan.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya menjaga hubungan harmonis dalam keluarga dan memberikan perhatian lebih terhadap kesehatan mental anggota keluarga. Semoga peristiwa tragis ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih peduli terhadap kondisi lingkungan sekitar dan keluarga masing-masing