Pusbet News - Sebuah peristiwa tragis terjadi di kawasan Pleret, Bantul, pada Sabtu (14/12). Seorang balita berusia 4 tahun dilaporkan hilang setelah diduga terseret arus deras aliran Sungai Belik di wilayah Wonokromo. Kejadian ini membuat warga setempat panik dan segera melakukan upaya pencarian.
Menurut informasi yang dihimpun, insiden bermula saat balita tersebut sedang bermain di tepi sungai bersama beberapa temannya sekitar pukul 15.30 WIB. Kondisi sungai yang awalnya tampak tenang tiba-tiba berubah setelah hujan deras mengguyur kawasan hulu. Arus menjadi deras dan tidak terkendali, sehingga menyeret korban yang tidak sempat diselamatkan.
Warga sekitar yang mendengar kabar ini segera berkumpul dan melakukan pencarian secara manual di sepanjang aliran sungai. Tim SAR gabungan dari Bantul juga diterjunkan untuk membantu proses pencarian. Hingga berita ini ditulis, pencarian masih berlangsung, dan tim menghadapi tantangan berupa arus sungai yang deras dan cuaca yang kurang bersahabat.
Komandan Tim SAR Bantul, Andi Setiawan, menyampaikan bahwa pihaknya mengerahkan perahu karet dan alat penyelam untuk menyisir titik-titik yang diduga menjadi tempat korban tersangkut. “Kami terus berupaya semaksimal mungkin dengan menggunakan peralatan yang ada. Semoga korban segera ditemukan,” ujar Andi.
Salah satu warga yang menjadi saksi mata, Suryanto, mengungkapkan bahwa dirinya melihat korban bermain terlalu dekat dengan aliran sungai. “Kami sudah berusaha memperingatkan anak-anak untuk menjauh, tapi mungkin mereka tidak menyadari bahaya arus sungai,” kata Suryanto.
Orang tua korban yang berada di lokasi tampak sangat terpukul dan terus menangis sambil berharap anaknya dapat ditemukan dalam keadaan selamat. Ayah korban, Heru, menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang membantu pencarian. “Kami hanya bisa berdoa agar anak kami segera kembali. Terima kasih kepada warga dan tim yang sudah bekerja keras,” katanya dengan suara bergetar.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi warga yang tinggal di sekitar aliran sungai, terutama di musim penghujan. Pemerintah desa Wonokromo mengimbau agar orang tua lebih waspada dan melarang anak-anak bermain di dekat sungai, terutama saat cuaca tidak menentu.
“Kami akan memasang papan peringatan tambahan di sepanjang sungai dan meningkatkan pengawasan, agar tidak ada lagi korban seperti ini di masa depan,” ujar Kepala Desa Wonokromo, Eko Susanto.
Peristiwa hilangnya balita ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban dan warga setempat. Semua pihak kini berharap agar pencarian membuahkan hasil secepat mungkin. Tragedi ini sekaligus menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya kewaspadaan terhadap bahaya alam, terutama di musim penghujan.