Pusbet News - Insiden mengejutkan terjadi di sebuah desa di Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Jumat (13/12/2024). Seorang pria, yang diduga kecewa dengan pelayanan aparat desa, nekat mengancam akan membakar kantor desa. Aksinya tersebut membuat geger warga sekitar dan memaksa pihak berwenang untuk segera turun tangan.
Menurut saksi mata, pria tersebut, sebut saja Tuan A (40), datang ke kantor desa dengan wajah penuh emosi. Ia diketahui telah beberapa kali mengurus berkas administrasi, namun merasa dipersulit oleh petugas desa. Ketika kembali mendatangi kantor desa, ia mendapati bahwa dokumen yang ia ajukan masih belum selesai, yang memicu amarahnya.
Tuan A tiba-tiba menggebrak meja pelayanan sambil melontarkan kata-kata kasar. Tidak hanya itu, ia mengancam akan membakar kantor desa jika masalahnya tidak segera diselesaikan. Untuk memperkuat ancamannya, ia membawa botol berisi cairan yang diduga bensin.
“Dia datang sambil marah-marah, lalu mengancam akan membakar kantor. Kami semua ketakutan,” ujar salah seorang warga yang berada di lokasi saat kejadian.
Melihat situasi yang semakin tegang, beberapa petugas desa mencoba menenangkan pria tersebut. Namun, pria itu terus mengamuk hingga akhirnya warga setempat turut membantu mengamankan situasi. Pihak aparat desa kemudian melaporkan kejadian ini ke polisi, yang segera datang ke lokasi untuk menangani masalah tersebut.
Polisi berhasil menenangkan dan menangkap Tuan A sebelum ia sempat melakukan tindakan yang lebih berbahaya. Ia langsung dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
“Kami sudah mengamankan pelaku dan barang bukti berupa botol bensin. Saat ini kami sedang melakukan pemeriksaan untuk mengetahui motivasi di balik tindakannya,” kata Kapolsek setempat dalam keterangannya.
Tuan A dikenal oleh warga sebagai sosok yang mudah emosi, terutama jika menghadapi hal-hal yang ia anggap tidak adil. Menurut informasi dari tetangga, ia sudah lama merasa kesal dengan aparat desa karena beberapa pengajuan administrasinya selalu tertunda.
Kantor desa, yang biasanya menjadi tempat pelayanan masyarakat, berubah menjadi lokasi yang tegang selama insiden tersebut. Beberapa warga yang datang untuk mengurus dokumen mengaku panik dan memilih menjauh hingga situasi terkendali.
Insiden ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi yang baik antara aparat desa dan masyarakat. Ketidakpuasan terhadap pelayanan publik seringkali menjadi pemicu emosi, tetapi kekerasan atau ancaman seperti ini tidak pernah bisa dibenarkan. Sebaliknya, dialog yang baik dan transparansi dalam pelayanan dapat mencegah insiden serupa terjadi.
Kasus pria yang hendak membakar kantor desa di Lombok ini menjadi pengingat bagi semua pihak untuk lebih sabar dan bijak dalam menyelesaikan permasalahan. Aparat desa diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan mereka, sementara masyarakat juga diimbau untuk menyampaikan keluhan melalui jalur yang benar. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak demi menciptakan hubungan yang lebih harmonis di masa depan.