Pusbet News - Kota Medan, ibu kota Provinsi Sumatera Utara, yang dikenal dengan keramaian dan kehidupan sosialnya yang dinamis, kini tengah menghadapi permasalahan serius terkait premanisme. Premanisme, atau keberadaan kelompok orang yang melakukan aksi kekerasan dan pemerasan secara tidak sah, telah merajalela di berbagai kawasan kota ini. Kehadiran kelompok preman ini tidak hanya mengganggu ketertiban umum, tetapi juga memberikan dampak negatif terhadap perekonomian dan keamanan warga.

Premanisme adalah perilaku sekelompok orang yang menggunakan kekuatan fisik atau ancaman untuk memperoleh keuntungan pribadi dengan cara yang tidak sah. Aksi-aksi premanisme sering kali melibatkan pemerasan terhadap pedagang kecil, pengemudi angkutan umum, dan bahkan pengusaha. Premanisme bisa berupa pungutan liar, pengrusakan, hingga kekerasan fisik yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh uang atau kekuasaan secara paksa.

Di Kota Medan, premanisme sudah menjadi masalah yang cukup besar, yang menciptakan ketidaknyamanan bagi masyarakat dan menurunkan rasa aman di ruang publik.

Belakangan ini, laporan tentang tindakan premanisme di Kota Medan semakin sering terdengar. Kawasan-kawasan seperti pasar tradisional, terminal, dan tempat keramaian lainnya menjadi titik rawan munculnya kelompok preman yang sering mengintimidasi orang-orang yang beraktivitas di sana. Para pelaku premanisme ini biasanya meminta uang “keamanan” dari pedagang pasar, sopir angkot, hingga pemilik toko dengan alasan untuk menjaga keamanan.

Selain pemerasan, mereka juga sering terlibat dalam aksi kekerasan terhadap orang yang menolak memberikan uang atau yang tidak memenuhi tuntutan mereka. Bahkan, beberapa kelompok preman juga dilaporkan terlibat dalam pengaturan berbagai kegiatan ilegal seperti perjudian dan perdagangan narkoba.

Premanisme yang merajalela membawa dampak buruk bagi banyak sektor kehidupan di Kota Medan. Berikut adalah beberapa dampaknya:

  1. Mengganggu Keamanan dan Ketertiban Umum
    Keberadaan kelompok preman menyebabkan ketidaknyamanan di tengah-tengah masyarakat. Aksi pemerasan dan kekerasan yang mereka lakukan tidak hanya merugikan korban langsung, tetapi juga menciptakan rasa takut di kalangan warga yang merasa terancam keselamatannya.

  2. Menurunkan Iklim Investasi dan Perekonomian
    Para pengusaha, terutama pedagang kecil dan pelaku usaha mikro, sering kali menjadi korban pemerasan. Hal ini menurunkan motivasi mereka untuk berbisnis karena merasa tidak aman. Selain itu, investor yang ingin menanamkan modal di Kota Medan juga bisa terpengaruh oleh kondisi ini, karena potensi kerugian yang ditimbulkan dari kehadiran preman bisa merugikan mereka.

  3. Meningkatkan Tindak Kejahatan Lainnya
    Premanisme sering kali menjadi pintu gerbang untuk berbagai bentuk kejahatan lainnya. Kelompok preman yang merasa tidak terkendali ini bisa terlibat dalam tindakan kriminal yang lebih serius, seperti perampokan, kekerasan, atau bahkan perdagangan narkoba. Mereka sering kali bertindak dengan kekuatan fisik untuk mempertahankan kekuasaan mereka.

  4. Menciptakan Pola Pikir ‘Kekerasan adalah Solusi’
    Premanisme mengajarkan bahwa kekerasan dan ancaman adalah cara yang sah untuk mendapatkan keuntungan. Ini bisa menciptakan budaya kekerasan di kalangan anak muda yang melihat premanisme sebagai jalan pintas untuk mendapatkan uang dan pengaruh.

Masalah premanisme yang merajalela di Kota Medan memerlukan perhatian serius dari pihak berwenang dan masyarakat. Untuk mengatasi permasalahan ini, dibutuhkan upaya bersama antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. Penegakan Hukum yang Tegas
    Aparat kepolisian harus meningkatkan penindakan terhadap kelompok preman yang melakukan aksi pemerasan dan kekerasan. Penangkapan dan pemberian hukuman yang tegas akan memberikan efek jera bagi pelaku premanisme dan memperlihatkan bahwa tindakan kekerasan tidak akan ditoleransi.

  2. Sosialisasi dan Penyuluhan
    Pemerintah dan lembaga sosial perlu bekerja sama untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat, terutama kepada pengusaha dan pedagang kecil, tentang hak mereka dan bagaimana cara melaporkan tindakan premanisme. Dengan meningkatkan kesadaran hukum, masyarakat dapat lebih berani melawan praktik pemerasan.

  3. Pemberdayaan Masyarakat dan Penciptaan Lapangan Kerja
    Pemberdayaan ekonomi bagi warga yang rentan terhadap ajakan premanisme sangat penting. Dengan menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, diharapkan masyarakat dapat terhindar dari godaan untuk terlibat dalam kegiatan premanisme.

  4. Kolaborasi dengan Komunitas dan Ormas
    Pemerintah dan aparat hukum perlu menjalin kerja sama dengan organisasi kemasyarakatan (ormas) dan komunitas lokal yang peduli dengan keamanan. Keberadaan komunitas yang kuat bisa membantu menjaga keamanan lingkungan dan mengurangi ruang gerak kelompok preman.

Premanisme yang merajalela di Kota Medan merupakan ancaman serius terhadap keamanan dan ketertiban umum. Oleh karena itu, penanggulangan terhadap premanisme membutuhkan kerjasama antara pemerintah, aparat kepolisian, dan masyarakat. Dengan upaya yang konsisten dan terkoordinasi, diharapkan Kota Medan dapat menjadi lebih aman dan nyaman bagi warganya, serta dapat menciptakan iklim sosial dan ekonomi yang lebih baik.