Pusbet News - Jambi, Indonesia – Sebuah peristiwa tragis terjadi di perairan Laut Selat Bangka, di sekitar perbatasan Jambi dan Sumatera Selatan, pada Senin (09/12), saat kapal penumpang KM Lorena Sari yang berlayar dari Pelabuhan Pangkalpinang menuju Jambi tenggelam setelah dilanda badai besar. Kejadian ini mengakibatkan dua korban meninggal dunia dan satu lainnya dinyatakan hilang, sementara sejumlah penumpang lainnya berhasil diselamatkan dalam operasi pencarian dan penyelamatan yang melibatkan pihak Basarnas, Polairud, serta TNI AL.
Kapal KM Lorena Sari, yang diketahui berkapasitas sekitar 150 penumpang, berangkat dari Pelabuhan Pangkalpinang pada pagi hari, dengan tujuan akhir Pelabuhan Jambi. Sejak berangkat, kondisi cuaca di Laut Selat Bangka memang sudah menunjukkan tanda-tanda tidak bersahabat, dengan gelombang yang tinggi dan angin kencang. Namun, kapal tetap melanjutkan perjalanan, mengingat jadwal yang harus dipatuhi.
Sekitar jam 16.30 WIB, saat kapal berada di perairan sekitar Pulau Riau, cuaca tiba-tiba memburuk. Angin kencang dan hujan lebat disertai gelombang besar menghantam kapal, menyebabkan kapal terguncang hebat. Menurut beberapa saksi yang berhasil selamat, KM Lorena Sari mengalami kerusakan pada sistem penggeraknya, yang kemudian menyebabkan kapal kehilangan keseimbangan dan akhirnya terbalik.
Pada saat itu, beberapa penumpang yang berada di dalam kapal panik dan berusaha melarikan diri. Sejumlah penumpang berhasil meloncat ke laut dan berusaha bertahan hidup dengan menggunakan pelampung dan berbagai benda terapung lainnya. Sementara itu, sebagian besar penumpang yang berada di dalam kapal tertahan di dalam kapal yang terbalik, dan tidak dapat menyelamatkan diri.
Setelah menerima laporan mengenai tenggelamnya KM Lorena Sari, pihak Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) segera mengerahkan tim penyelamat untuk melakukan pencarian. Pencarian yang dilakukan melibatkan kapal-kapal patroli dari Polairud serta tim dari TNI AL yang berada di sekitar lokasi. Proses pencarian sempat terhambat oleh cuaca buruk dan gelombang yang tinggi, namun operasi terus dilakukan sepanjang malam untuk menemukan korban yang masih hilang dan menyelamatkan mereka yang terjebak.
Sekitar pukul 18.30 WIB, dua korban ditemukan meninggal dunia setelah terjaring di perairan sekitar lokasi kejadian. Korban pertama adalah seorang pria berusia 45 tahun, yang ditemukan tidak bernyawa dengan kondisi tubuh yang terluka parah. Korban kedua adalah seorang wanita berusia 38 tahun, yang ditemukan beberapa jam setelahnya, dalam keadaan lemas dan tak sadarkan diri. Upaya medis yang dilakukan oleh tim penyelamat tidak dapat menyelamatkan nyawa keduanya.
Selain itu, satu korban lainnya, yaitu seorang pria berusia 32 tahun, masih dinyatakan hilang hingga berita ini ditulis. Tim penyelamat terus melanjutkan pencarian di sekitar lokasi tenggelamnya kapal dengan menggunakan alat sonar dan kapal patroli.
Setelah insiden tenggelamnya KM Lorena Sari, Kepala Basarnas Jambi, Taufik Hidayat, memberikan keterangan kepada media terkait perkembangan pencarian. Menurutnya, proses pencarian korban hilang akan terus dilanjutkan hingga 72 jam ke depan, sesuai dengan prosedur yang berlaku dalam operasi SAR (Search and Rescue).
Taufik Hidayat juga mengungkapkan rasa prihatinnya terhadap kejadian ini dan meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam memilih moda transportasi laut, terutama ketika cuaca buruk. Ia juga menambahkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak Kementerian Perhubungan untuk melakukan investigasi terkait penyebab tenggelamnya kapal, dan memastikan bahwa kapal tersebut telah memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jambi, Heri Santoso, dalam keterangan terpisah, juga menyatakan akan segera membentuk tim investigasi untuk memeriksa apakah ada pelanggaran yang dilakukan oleh operator kapal atau masalah teknis yang menyebabkan kecelakaan tersebut. Pihaknya juga meminta agar semua kapal yang beroperasi di perairan sekitar Jambi dan Sumatera Selatan memastikan kelengkapan alat keselamatan dan mematuhi prosedur pelayaran yang aman.
Meskipun penyebab pasti dari tenggelamnya KM Lorena Sari belum dapat dipastikan, beberapa kemungkinan telah muncul. Salah satunya adalah cuaca buruk yang terjadi di sekitar lokasi kapal tersebut berlayar. Hujan lebat dan gelombang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada kapal, terutama jika kapal tidak dalam kondisi baik atau jika alat navigasi dan penggerak mengalami kegagalan.
Selain faktor cuaca, ada pula kemungkinan masalah teknis pada kapal yang menyebabkan kehilangan keseimbangan dan tenggelam. Pihak berwenang sedang mengumpulkan informasi lebih lanjut untuk menentukan apakah ada kelalaian dalam prosedur keselamatan atau perawatan kapal yang menyebabkan kecelakaan ini.
Kecelakaan kapal KM Lorena Sari ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan transportasi laut di Indonesia, terutama mengingat banyaknya kapal yang beroperasi di perairan yang rawan cuaca buruk dan gelombang tinggi. Kementerian Perhubungan dan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut diharapkan lebih memperketat pengawasan terhadap kelengkapan alat keselamatan, seperti pelampung, rakit penyelamat, serta pemeriksaan rutin terhadap kondisi kapal.
Pendidikan dan pelatihan keselamatan juga harus terus digencarkan, baik untuk awak kapal maupun penumpang, agar mereka tahu apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat. Setiap kapal yang beroperasi juga harus dipastikan memiliki prosedur evakuasi yang jelas dan memadai untuk menghindari korban jiwa yang lebih banyak dalam kecelakaan seperti ini.
Pihak perusahaan pengelola kapal KM Lorena Sari menyatakan rasa duka cita yang mendalam atas peristiwa ini. Mereka berjanji akan memberikan santunan kepada keluarga korban yang meninggal dan berupaya membantu proses pemulangan jenazah ke daerah asal. Untuk korban yang hilang, perusahaan akan terus mendukung upaya pencarian hingga ditemukan.
Selain itu, pemerintah daerah juga telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memberikan bantuan kepada korban selamat, baik dalam bentuk pengobatan maupun bantuan psikologis. Beberapa penumpang yang berhasil diselamatkan telah dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.
Kecelakaan kapal KM Lorena Sari yang tenggelam di Laut Selat Bangka telah merenggut dua nyawa dan menyebabkan satu orang hilang. Peristiwa tragis ini menambah catatan panjang kecelakaan transportasi laut yang terjadi di Indonesia. Pemerintah dan pihak terkait diharapkan untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap keselamatan kapal, terutama saat cuaca buruk, serta memastikan bahwa semua kapal memenuhi standar operasional yang aman bagi penumpang dan awak kapal. Semoga kejadian ini menjadi peringatan bagi kita semua untuk selalu mengutamakan keselamatan dalam setiap perjalanan, terutama yang melibatkan transportasi laut.