Pusbet News - Innalillahi wa innailaihi raji’un. Kehidupan manusia penuh dengan misteri dan ketidakpastian. Hari yang direncanakan sebagai hari bahagia, penuh senyum dan harapan, bisa berubah menjadi hari yang dipenuhi air mata dan kehilangan. Kisah ini mengajarkan bahwa manusia hanya bisa berencana, tetapi Allah-lah yang memiliki kuasa penuh atas segalanya. Ketika Kun Fayakun ditetapkan, tak ada yang dapat menghalangi kehendak-Nya.

Hari ini, suasana yang seharusnya dihiasi janur kuning sebagai lambang pernikahan berubah menjadi bendera kuning, simbol duka cita. Mba Rika Amiyana binti Hi. Paiman, sosok yang seharusnya merayakan hari bahagianya, dipanggil kembali ke haribaan Sang Khalik.

Dalam tradisi pernikahan, sungkeman kepada orang tua adalah momen yang sakral dan penuh haru. Sebuah ungkapan terima kasih dan penghormatan kepada orang tua yang telah membesarkan dengan kasih sayang. Namun, siapa sangka, sungkeman itu menjadi pelukan dan ciuman terakhir bagi Mba Rika kepada kedua orang tuanya.

Seolah alam semesta memberi tanda, kebahagiaan yang dirasakan hari ini adalah kebahagiaan terakhir yang dirasakan bersama orang-orang terkasih di dunia ini. Setelah mengucapkan akad, beliau tak hanya diantarkan ke pelaminan, tetapi juga ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Kepergian Mba Rika meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan semua yang mengenalnya. Namun, di balik duka, ada pengingat besar tentang kehidupan: bahwa hidup ini sementara, dan segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah.

Hari ini juga menjadi pengalaman yang penuh makna bagi semua yang hadir, termasuk bagi sang pemandu acara akad. Tidak ada yang menyangka bahwa momen tersebut akan menjadi bagian dari sejarah hidup yang tak terlupakan—sebuah pernikahan yang diiringi dengan duka cita.

Husnul khatimah adalah harapan tertinggi bagi setiap insan yang berpulang. Semoga Mba Rika mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, bebas dari sakit, dan berbahagia di alam yang baru.

Kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi ketabahan dan kekuatan menghadapi takdir yang telah digariskan. Kehilangan ini memang berat, tetapi keyakinan bahwa Mba Rika kini berada di tempat yang lebih baik dapat menjadi penghibur di tengah duka.

Kehidupan manusia penuh dengan kejutan, baik itu kebahagiaan maupun kesedihan. Kisah ini menjadi pengingat untuk selalu menghargai setiap momen yang kita miliki bersama orang-orang tercinta. Mari kirimkan doa terbaik untuk Mba Rika Amiyana binti Hi. Paiman. Semoga amal ibadahnya diterima, dosa-dosanya diampuni, dan ia bahagia di sisi-Nya.

Al-Fatihah untuk almarhumah.