Pusbet News - Dua orang guru dari SDN 5 Cidikit Bayah, Lebak, Banten, menunjukkan dedikasi luar biasa terhadap profesinya dengan terobos longsor yang menutup akses jalan menuju sekolah. Meski tantangan alam begitu besar, kedua guru ini tidak gentar dan memutuskan untuk tetap melanjutkan tugas mereka mengajar, demi memastikan para siswa tetap menerima pendidikan.
Pada pagi hari itu, kawasan Bayah dan sekitarnya diguyur hujan deras, yang menyebabkan tanah longsor di beberapa titik, termasuk di jalan yang biasa dilalui para guru dan murid untuk menuju SDN 5 Cidikit. Longsor besar ini memutuskan jalur utama yang menghubungkan desa dengan kota, sehingga hampir seluruh aktivitas di sekitar daerah tersebut terhenti.
Namun, meskipun jalan utama terhalang longsoran tanah, dua guru yang mengajar di sekolah tersebut—Bapak Agus dan Ibu Maya—tidak menyerah. Mereka tahu betul bahwa anak-anak di SDN 5 Cidikit sangat membutuhkan pendidikan, terutama di tengah kondisi yang tidak menentu akibat bencana alam.
Bapak Agus, salah satu guru yang terlibat dalam perjalanan tersebut, menceritakan bagaimana mereka berdua harus melewati longsoran tanah yang menghalangi jalan. "Kami tidak punya pilihan lain. Kami tahu anak-anak sudah menunggu di sekolah, jadi kami memilih untuk berjalan kaki melewati tanah yang longsor dan tetap datang ke sekolah," ujarnya dengan semangat.
Mereka berdua berusaha keras menembus jalan yang terhalang dengan cara memanjat, berjalan melintasi reruntuhan tanah, dan kadang harus menunggu sejenak untuk memastikan area sekitar aman. Bagi mereka, mengajar adalah panggilan hati, dan mereka tak ingin membiarkan kondisi alam menghalangi pendidikan anak-anak.
Setelah perjuangan yang cukup melelahkan, mereka akhirnya sampai di sekolah pada waktu yang lebih terlambat dari biasanya, tetapi tetap dengan penuh semangat. Meskipun terlambat, keduanya langsung memulai kegiatan belajar mengajar tanpa mengeluh.
Tindakan kedua guru ini mengundang rasa kagum dari masyarakat sekitar. Tidak hanya para murid di SDN 5 Cidikit yang merasa terinspirasi, tetapi juga warga setempat yang melihat bagaimana dedikasi mereka kepada dunia pendidikan begitu tinggi. Dalam situasi yang sulit, mereka memilih untuk mengutamakan pendidikan anak-anak di atas segalanya.
Seorang warga desa, Pak Joni, mengungkapkan kebanggaannya terhadap kedua guru tersebut. "Kami sangat menghargai semangat dan kerja keras mereka. Walaupun cuaca buruk dan jalan tertutup longsor, mereka tidak mundur. Itu adalah contoh teladan yang luar biasa," katanya.
Meskipun mengalami kesulitan untuk tiba di sekolah, para siswa di SDN 5 Cidikit merasa bangga memiliki guru yang begitu berdedikasi. Keberanian dan keteguhan hati kedua guru ini memberi mereka motivasi untuk tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan hidup. "Kami senang guru-guru kami datang, meski harus melewati longsor. Kami jadi semakin semangat belajar," kata salah seorang siswa.
Kehadiran guru di sekolah juga memberi rasa aman dan nyaman bagi murid, karena mereka tahu bahwa meskipun alam menantang, pendidikan tetap menjadi prioritas.
Peristiwa ini juga menggugah perhatian banyak pihak tentang pentingnya memperbaiki infrastruktur dan aksesibilitas di daerah rawan bencana seperti Bayah. Meski dedikasi guru yang luar biasa sangat dihargai, namun pemerintah daerah dan pusat diharapkan bisa lebih memperhatikan kondisi infrastruktur, terutama jalan yang menjadi penghubung utama antara desa dan sekolah-sekolah di wilayah terpencil.
Beberapa pihak berharap agar akses ke SDN 5 Cidikit dan sekolah-sekolah lain di daerah tersebut dapat ditingkatkan, sehingga kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa depan. "Kami berharap ada perhatian lebih terhadap infrastruktur di daerah-daerah yang rawan bencana. Hal ini penting agar anak-anak tidak terkendala dalam mengakses pendidikan," kata salah satu pengawas pendidikan di Lebak.
Perjuangan dua guru dari SDN 5 Cidikit Bayah ini adalah bukti nyata dedikasi dan kecintaan terhadap dunia pendidikan. Meskipun menghadapi kondisi yang sangat sulit, mereka tidak mundur untuk mengajar dan memberikan ilmu kepada generasi penerus bangsa. Tindakan mereka menginspirasi banyak pihak, dan menjadi pengingat bahwa pendidikan adalah fondasi penting dalam membangun masa depan, yang tidak boleh terhambat oleh apa pun—termasuk cuaca buruk atau bencana alam. Semoga semangat para guru ini dapat menjadi contoh bagi kita semua, untuk tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan, demi kebaikan bersama.