Seorang pria berinisial RS (28) menjadi korban dari kelalaiannya sendiri setelah menabrak sebuah mobil pada Selasa siang. Pria tersebut diduga terlalu asyik bermain ponsel saat mengendarai sepeda motor hingga tidak menyadari dirinya masuk ke jalur yang salah dan melawan arah.
Menurut keterangan saksi mata, RS terlihat memegang ponselnya sambil mengendarai motor dengan kecepatan sedang. Namun, perhatian penuh pada layar ponselnya membuat RS tidak menyadari bahwa ia memasuki jalur berlawanan. Beberapa pengendara lain sempat membunyikan klakson untuk memperingatkan, namun RS tetap melaju tanpa melihat jalan.
“Dia kayak nggak sadar kalau jalannya sudah salah arah. Tahu-tahu dia tabrak mobil yang datang dari depan,” ujar MN, seorang pedagang di sekitar lokasi kejadian.
Tabrakan tersebut terjadi cukup keras. RS terpental dari motornya, sementara mobil yang ditabraknya mengalami kerusakan di bagian depan. Beruntung, pengemudi mobil tidak mengalami cedera, namun RS mengalami luka ringan di beberapa bagian tubuhnya. Warga sekitar segera memberikan pertolongan dan membawa RS ke puskesmas terdekat.
Kapolsek [Nama Kapolsek] menjelaskan bahwa kejadian ini murni akibat kelalaian RS. “Hasil pemeriksaan awal menunjukkan bahwa pengendara motor asyik menggunakan ponsel saat berkendara. Ini menjadi penyebab utama kecelakaan,” ujar Kapolsek.
RS yang masih dalam kondisi syok mengaku menyesal atas perbuatannya. “Saya benar-benar nggak sadar sampai masuk jalur salah. Saya terlalu fokus ke ponsel,” katanya.
Pihak kepolisian menegaskan bahwa tindakan menggunakan ponsel saat berkendara sangat berbahaya dan melanggar aturan lalu lintas. RS juga terancam sanksi hukum atas pelanggaran ini.
“Kami mengimbau masyarakat untuk selalu mengutamakan keselamatan di jalan. Jangan sekali-kali menggunakan ponsel saat berkendara, karena selain membahayakan diri sendiri, ini juga membahayakan orang lain,” tutup Kapolsek.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi pengendara lain agar tidak mengabaikan keselamatan demi urusan sepele seperti memeriksa ponsel saat berkendara. Bagaimanapun, nyawa lebih berharga daripada pesan atau panggilan telepon yang bisa ditunda.