Pusbet News - Sebuah kejadian tak terduga terjadi di Kota Bitung, tepatnya di tempat penampungan Semen Tonasa, yang mengalami kebocoran. Insiden ini mengakibatkan sejumlah semen yang berada di dalam gudang tumpah dan mencemari area sekitar. Warga sekitar pun mengeluhkan dampak yang ditimbulkan dari kebocoran ini, baik dari segi kebersihan maupun potensi bahaya lingkungan.

Kebocoran tersebut terjadi pada Senin malam, 11 November 2024, sekitar pukul 22.00 WIB. Menurut keterangan beberapa saksi, kebocoran terjadi di salah satu tangki besar yang digunakan untuk menyimpan semen curah, yang terletak di kawasan industri Kota Bitung. Akibatnya, semen curah tumpah ke sekitar area penyimpanan dan menyebabkan kekacauan sementara.

Warga yang tinggal di sekitar lokasi penampungan semen langsung merasakan dampak dari insiden ini. Bau semen yang menyengat menyebar ke beberapa rumah warga, serta debu semen yang beterbangan mengganggu aktivitas sehari-hari mereka. Beberapa warga juga melaporkan bahwa jalanan sekitar area tersebut menjadi licin dan berbahaya.

"Semen tumpah ke jalan, kami takut karena bisa membahayakan pengendara, terutama kalau hujan. Selain itu, bau semen sangat mengganggu," kata salah seorang warga, Budi Santoso, yang rumahnya tidak jauh dari lokasi kejadian.

Belum ada laporan mengenai korban atau cedera akibat kebocoran ini, namun beberapa warga khawatir tentang dampak kesehatan yang bisa ditimbulkan akibat paparan debu semen yang terus terhirup, terutama bagi anak-anak dan lansia.

Pihak perusahaan Semen Tonasa, yang beroperasi di lokasi tersebut, segera memberikan klarifikasi setelah kejadian tersebut. Melalui siaran pers yang dirilis pada pagi hari setelah kebocoran, pihak perusahaan mengungkapkan bahwa kebocoran terjadi akibat adanya kerusakan pada salah satu tangki penyimpanan semen yang telah digunakan selama beberapa tahun. Pihak perusahaan juga menyatakan bahwa mereka telah segera menanggulangi kejadian tersebut dengan mengerahkan tim pemeliharaan untuk membersihkan area yang terdampak dan melakukan perbaikan pada fasilitas yang bocor.

"Begitu kami mengetahui kejadian ini, tim kami langsung turun ke lapangan untuk menangani tumpahan semen dan memperbaiki tangki yang bocor. Kami juga berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan bahwa kondisi lingkungan tetap aman," ujar juru bicara Semen Tonasa, Anton Setiawan.

Pihak perusahaan juga menyatakan bahwa mereka akan memberikan kompensasi kepada warga yang terdampak langsung, seperti pemberian masker atau bantuan lainnya untuk mengurangi dampak kebocoran tersebut.

Pemerintah Kota Bitung, melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), segera turun tangan melakukan penyelidikan terhadap insiden kebocoran tersebut. Kepala DLH Bitung, Ir. Rina Suryani, mengungkapkan bahwa pihaknya akan mengevaluasi apakah kebocoran ini melanggar standar keselamatan lingkungan yang berlaku.

"Kami sedang meninjau lokasi dan berkoordinasi dengan perusahaan untuk memastikan bahwa kebocoran ini tidak merusak lingkungan secara lebih luas. Kami juga akan mengevaluasi apakah ada pelanggaran terkait izin lingkungan yang harus dipertanggungjawabkan oleh perusahaan," jelas Rina.

Selain itu, Pemerintah Kota Bitung juga menyarankan agar perusahaan lebih memperhatikan prosedur pemeliharaan fasilitas, mengingat kejadian serupa bisa berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan warga sekitar.

Sementara itu, tim pembersihan dari perusahaan bersama petugas terkait telah bekerja keras untuk membersihkan area yang terkena semen tumpah. Upaya pembersihan ini diharapkan dapat selesai dalam beberapa hari ke depan untuk mengembalikan kondisi jalanan dan lingkungan seperti semula.

Pihak perusahaan juga berjanji akan melakukan audit keselamatan pada fasilitas-fasilitas lainnya untuk mencegah terjadinya insiden serupa di masa mendatang.

Kebocoran di tempat penampungan Semen Tonasa ini menjadi pengingat penting tentang perlunya pemeliharaan yang lebih ketat terhadap fasilitas industri yang dapat berdampak langsung pada masyarakat dan lingkungan sekitar. Pemerintah, perusahaan, dan masyarakat diharapkan dapat bekerjasama untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang dan dampaknya dapat diminimalkan.