Di sebuah desa nelayan yang terletak tak jauh dari kaki Gunung Serandil, hiduplah seorang nelayan bernama Ipul. Ia dikenal sebagai sosok yang sederhana dan hidup dengan cara yang biasa-biasa saja. Namun, hidupnya berubah ketika ia menemani temannya, Onet, yang memutuskan untuk mencari jalan pintas menuju kekayaan dengan melakukan pesugihan.
Gunung Serandil yang terkenal angker dan penuh dengan cerita mistis, diyakini oleh sebagian orang sebagai tempat bertemunya dunia nyata dan dunia gaib. Berbagai cerita seram tentang makhluk-makhluk halus dan kekuatan gaib yang menguasai gunung tersebut beredar luas. Bagi sebagian orang yang sangat ingin mendapatkan rezeki berlimpah, tempat ini sering dianggap sebagai pilihan untuk mengubah nasib, meski dengan harga yang tak pernah bisa ditebus oleh uang.
Pesugihan yang Menggiurkan di Gunung Serandil
Onet, seorang pria yang tampaknya tidak puas dengan hidupnya sebagai seorang petani biasa, selalu merasa bahwa ia dilahirkan untuk mencapai sesuatu yang lebih besar. Ia ingin merasakan kemewahan yang selama ini hanya bisa dilihatnya dari jauh. Berbagai usaha untuk memperbaiki kehidupan ekonomi sudah ia coba, namun hasilnya selalu mengecewakan.
Suatu malam, Onet bertemu dengan seorang dukun yang dikenal memiliki kemampuan luar biasa. Dukun tersebut memberi tawaran yang sangat menggoda: pesugihan di Gunung Serandil. Menurut dukun tersebut, dengan bantuan kekuatan gaib yang ada di sana, Onet bisa mendapatkan segala yang diinginkan—kekayaan melimpah, tanah yang subur, dan segala macam kemewahan yang selama ini diimpikannya.
Tanpa berpikir panjang, Onet merasa yakin bahwa inilah kesempatan yang telah lama ditunggunya. Ia pun memutuskan untuk menjalankan ritual pesugihan tersebut meskipun banyak orang yang memperingatkan agar tidak mendekati tempat tersebut. Namun, hasrat untuk kaya mengalahkan segala rasa takut yang ada dalam dirinya.
Perjalanan Menuju Gunung Serandil
Di pagi hari yang cerah, Onet meminta bantuan kepada temannya, Ipul, untuk menemaninya menuju Gunung Serandil. Ipul sebenarnya merasa ragu dan khawatir, tetapi sebagai teman, ia tidak ingin meninggalkan Onet sendirian. Mereka berdua berangkat dengan membawa perbekalan seadanya dan hati yang diliputi rasa penasaran.
Perjalanan menuju Gunung Serandil ternyata tidak mudah. Jalan setapak yang berkelok-kelok, serta suasana yang semakin gelap saat mereka mendekati kaki gunung, membuat Ipul merasakan kegelisahan yang semakin dalam. Udara di sekitar gunung itu terasa berat, dan suara-suara aneh mulai terdengar di telinga mereka. Namun, Onet tetap semangat, seakan tak merasa takut sedikit pun.
Mereka tiba di sebuah tempat yang sangat terpencil di tengah hutan. Di sana, ada sebuah gua kecil yang kabarnya merupakan tempat di mana ritual pesugihan dilakukan. Gua itu terlihat biasa saja di luar, namun entah mengapa, suasana di sekitar gua terasa sangat menakutkan. Ipul merasa ada yang salah, tetapi Onet malah semakin mendekat.
Ritual Pesugihan yang Memakan Korban
Malam itu, di dalam gua yang gelap, mereka bertemu dengan seorang pria misterius yang mengenakan pakaian serba hitam. Pria itu tak banyak bicara, hanya mengarahkan mereka untuk mengikuti ritual tertentu. Dengan gerakan yang penuh keyakinan, Onet melakukan segala hal yang diperintahkan oleh dukun tersebut. Tak lupa, ia menyebutkan niatnya untuk memperoleh kekayaan yang melimpah.
Pada saat itu, terjadi perubahan yang sangat mengerikan. Tiba-tiba, suasana di dalam gua menjadi sangat dingin. Bau amis yang tajam tercium, dan di tengah-tengah gua, muncul sosok-sosok bayangan yang tak tampak dengan jelas. Mereka bergerak perlahan, seakan mengamati setiap gerak-gerik Onet dan Ipul.
Onet tidak merasa takut. Ia merasa bahwa ini adalah langkah terakhir untuk meraih apa yang telah lama diimpikannya. Namun, Ipul mulai merasakan sesuatu yang sangat aneh. Ada rasa tertekan yang sangat kuat di dadanya, dan entah mengapa, ia merasa bahwa mereka telah melakukan kesalahan besar.
Setelah ritual selesai, dukun tersebut memberi mereka sebuah cincin hitam yang dikatakan akan membawa kekayaan, tetapi juga harus dibayar dengan harga yang sangat mahal. Onet menerima cincin itu dengan percaya diri, sementara Ipul merasa ada sesuatu yang sangat salah dengan perjanjian ini. Tapi, karena merasa tak ingin mengecewakan temannya, Ipul memilih untuk tidak mengatakan apa-apa.
Kesialan yang Datang Tanpa Henti
Setelah kembali ke desa, hidup Onet memang berubah drastis. Ia mulai mendapatkan banyak uang, tanah-tanahnya subur, dan bisnis yang dijalaninya berkembang pesat. Namun, kebahagiaan Onet tak berlangsung lama. Beberapa hari setelah ritual pesugihan itu, hal-hal aneh mulai terjadi.
Anaknya yang masih kecil tiba-tiba jatuh sakit dengan kondisi yang sangat parah. Tak hanya itu, Onet juga sering merasakan tubuhnya semakin lemah dan muncul perasaan tertekan yang tak pernah hilang. Ia merasa seperti diawasi oleh sesuatu yang tak tampak, dan seringkali terbangun di malam hari dengan tubuh basah oleh keringat dingin. Setiap kali ia melihat cermin, bayangannya tampak berbeda, seperti ada sesuatu yang mengganggu di dalam dirinya.
Pada malam-malam tertentu, Onet mendengar suara-suara aneh yang berasal dari dalam rumahnya. Terkadang, ia merasa ada sesuatu yang bergerak di sekitar tempat tidurnya, seperti ada tangan dingin yang meraba tubuhnya. Perasaan takut semakin menghantuinya setiap malam.
Onet yang dulu merasa beruntung kini mulai merasakan penderitaan yang tiada akhir. Tak hanya anaknya yang sakit parah, tetapi banyak kejadian buruk lainnya yang mulai menghampiri hidupnya. Bisnis yang semula sukses malah mulai mengalami kerugian. Tanah yang dulunya subur kini tak lagi bisa ditanami, dan hewan-hewan ternaknya mati satu per satu.
Hantuan dari Gunung Serandil
Seiring berjalannya waktu, keadaan Onet semakin memburuk. Ia merasa hidupnya semakin dipenuhi dengan kesialan yang datang bertubi-tubi. Ia pun akhirnya menyadari bahwa ini semua adalah akibat dari perbuatannya di Gunung Serandil.
Suatu malam, Onet terbangun dalam keadaan terkejut. Di luar jendela rumahnya, ia melihat sosok-sosok bayangan yang bergerak perlahan di kegelapan malam. Sosok-sosok itu semakin mendekat dan tak lama kemudian, terdengar suara berbisik yang mengerikan. Suara itu terdengar seperti seruan dari makhluk halus yang meminta pembayaran atas apa yang telah Onet lakukan.
Dalam keadaan ketakutan, Onet berlari menuju gua tempat ia melakukan ritual. Ia berharap bisa meminta maaf dan membatalkan perjanjian itu. Namun, ketika ia tiba di sana, yang ia temui hanyalah kegelapan yang lebih pekat dan suara-suara aneh yang semakin memburu.
Saat Onet menyadari bahwa ia tak bisa lari dari takdir yang telah ia pilih, kesadarannya mulai hilang. Ia merasa tubuhnya semakin lemah, dan rasa sakit tak tertahankan mulai merasuki setiap ruas tubuhnya. Rasa penyesalan yang tak ada artinya kini hanya bisa mengiringi akhir hidupnya yang begitu tragis.
Akhirnya, Onet harus membayar dengan nyawanya untuk kekayaan yang pernah ia impikan. Hantu-hantu dari Gunung Serandil terus menghantuinya hingga akhir hayat, dan kehidupan yang penuh dengan kemewahan itu berakhir dengan kesuraman yang tak bisa diterima oleh akal sehat.
Kisah Onet adalah sebuah peringatan bagi siapa saja yang berpikir bahwa ada jalan pintas menuju kekayaan. Pesugihan, meskipun menggiurkan, selalu memiliki harga yang sangat mahal—dan sering kali, harga itu jauh lebih tinggi dari yang bisa dibayangkan. Apakah Anda berani menanggung konsekuensinya?
Begitulah kisah tragis yang dialami oleh Onet dan Ipul. Jangan pernah coba-coba untuk mengingkari nasib, karena kekayaan yang datang dari jalan yang salah hanya akan membawa penderitaan. Hati-hati dengan apa yang Anda inginkan, karena terkadang keinginan tersebut akan datang dengan harga yang tidak terbayangkan.
Pecahkan Misteri Pesugihan Tanpa Tumbal Main di Pusbet :