Kejadian ini bermula ketika kelompok "Sound Horeq" mengadakan acara hiburan yang melibatkan musik dengan volume yang sangat tinggi di sebuah daerah di Jawa Timur. Acara tersebut berlangsung pada waktu yang berdekatan dengan waktu adzan, yang diperdengarkan melalui pengeras suara masjid di lingkungan sekitar. mereka semua juga saling menyukai game slot demo royal house
Beberapa warga yang merasa terganggu dengan suara musik yang keras mencoba untuk memberikan teguran kepada kelompok tersebut. Mereka mengingatkan agar acara musik tersebut dihentikan sementara, mengingat adzan sebagai seruan ibadah yang harus dihormati oleh umat Muslim. Namun, meskipun telah diingatkan, kelompok tersebut tetap melanjutkan musik mereka tanpa menghiraukan permintaan warga untuk menghentikan sementara kegiatannya.
Tindakan kelompok "Sound Horeq" ini mendapat kecaman keras dari berbagai kalangan, terutama warga net. Banyak yang merasa kecewa karena ketidakhormatan terhadap waktu adzan, yang merupakan waktu suci bagi umat Muslim untuk melakukan ibadah. Di media sosial, tagar #SoundHoreq bahkan menjadi trending topic, dengan ribuan komentar mengkritik perilaku kelompok tersebut.
Beberapa komentar mencatat bahwa sebagai bagian dari masyarakat, kita seharusnya saling menghormati dan menjaga ketertiban bersama, apalagi dalam hal yang berhubungan dengan ibadah. Sebagian netizen merasa tindakan kelompok tersebut sangat tidak sensitif terhadap perasaan umat Muslim, dan bahwa penghormatan terhadap waktu adzan adalah hal yang sangat penting.
Meskipun banyak pihak yang merasa terganggu, ada pula yang mempertahankan kebiasaan "Sound Horeq" ini sebagai bagian dari tradisi budaya tertentu di Jawa Timur. Musik "Horeq" sendiri adalah jenis musik tradisional yang biasanya dimainkan dalam berbagai acara atau festival, dan sering kali melibatkan suara besar dari alat musik dan pengeras suara. Beberapa orang mungkin melihatnya sebagai ekspresi budaya lokal yang perlu dipertahankan, namun harus ada keseimbangan antara kebudayaan dan norma-norma sosial yang berlaku, seperti menghormati waktu ibadah.
Namun demikian, penting bagi setiap kelompok atau komunitas untuk menyadari sensitivitas waktu-waktu tertentu, terutama yang terkait dengan ibadah. Banyak yang berpendapat bahwa seharusnya ada saling pengertian, di mana acara atau kegiatan yang menggunakan pengeras suara dapat diatur waktunya agar tidak mengganggu ketenangan warga yang sedang menjalankan ibadah.