Muara Enim, Sumatera Selatan – Perjalanan bagi sopir truk di jalan Lintas Sumatera, khususnya pada jalur Baturaja-Tanjung Enim, kini semakin berat dengan kehadiran para pemalak yang semakin merajalela. Tidak hanya satu atau dua kali, para sopir harus menghadapi pemalak di banyak titik sepanjang perjalanan, membuat perjalanan mereka terasa seperti melewati "karnaval" pemalak di setiap sudut.

Menurut para sopir, aksi pemalakan ini tidak hanya mengganggu keselamatan mereka tetapi juga merugikan secara ekonomi. Di sepanjang jalan Baturaja hingga Tanjung Enim, para pemalak berdiri di berbagai titik, terutama di daerah rawan dan sepi. Modus yang dilakukan pun beragam, mulai dari meminta uang secara paksa hingga mengancam dengan nada kasar atau bahkan menggunakan senjata tajam.

β€œBaru jalan beberapa kilometer saja sudah ada yang cegat. Kalau tidak dikasih, mereka bisa ngancam, bahkan sampai mukulin truk,” ujar seorang sopir truk yang kerap melewati jalur tersebut.

Para sopir truk merasa resah dan tidak berdaya menghadapi situasi ini, sebab sering kali para pemalak datang berkelompok, membuat mereka takut untuk menolak. Banyak sopir akhirnya terpaksa memberikan uang hanya agar bisa melanjutkan perjalanan dengan selamat. Uang hasil keringat yang seharusnya untuk biaya keluarga dan perawatan kendaraan malah habis oleh para pemalak yang semakin berani dan terorganisir.

Pihak kepolisian setempat mengaku telah menerima laporan mengenai aksi pemalakan ini dan berjanji akan meningkatkan pengawasan di sepanjang jalur Lintas Sumatera, khususnya area Baturaja-Tanjung Enim. Razia dan patroli pun sedang ditingkatkan untuk meminimalisir aksi kriminal ini.

Sementara itu, para sopir berharap adanya solusi jangka panjang untuk menjamin keamanan mereka di jalan. Mereka mengharapkan adanya pos pengamanan tambahan dan penegakan hukum yang lebih tegas agar perjalanan mereka dapat berlangsung tanpa rasa takut.

Aksi pemalakan di jalur ini menjadi perhatian besar bagi publik, yang menyerukan perlindungan dan keamanan yang lebih baik bagi para pekerja di jalan, terutama bagi para sopir truk yang setiap hari mempertaruhkan nyawa dan harta demi mencari nafkah.