Pusbet News - Ospek atau orientasi mahasiswa baru di Universitas Nusa Tenggara Timur (NTT) selalu menjadi sorotan, terutama dengan adanya metode yang kini dikenal sebagai "ploncoan semi-militer." Tradisi ini menuai berbagai reaksi dari mahasiswa baru dan masyarakat, baik yang mendukung maupun yang mengkritik.para mahasiswa pun sebellum ospek bermain treasure aztec demo
Metode ploncoan ini sering kali melibatkan pelatihan fisik dan mental yang intens. Senior mengklaim bahwa ini bertujuan untuk membentuk disiplin dan kekompakan di antara mahasiswa baru. Namun, praktik ini sering kali terlihat berlebihan, bahkan konyol. Misalnya, seorang senior berkomentar, "Eh, loe diam, ini belum seberapa. Dulu kami disuruh minum oli!" Komentar ini menunjukkan bahwa tradisi yang ada bisa jadi lebih ekstrem dari yang diperkirakan.Salah satu aspek yang sering dibahas adalah perbandingan dengan pendekatan militer yang lebih terarah dan tegas. Banyak yang berpendapat bahwa jika ingin mengadopsi sistem militer, seharusnya dilakukan dengan cara yang lebih profesional dan tidak mengorbankan keselamatan dan kesehatan mahasiswa. "Adik militer saja tegas terarah, bukan konyol," ujar seorang mahasiswa, menekankan pentingnya pendekatan yang lebih positif dan bermanfaat.Dalam konteks ini, acara Cat Warrior menjadi salah satu momen yang dinanti. Di sini, mahasiswa baru diberikan waktu dan tempat untuk menunjukkan kreativitas dan semangat juang mereka, tetapi tetap dalam batas yang wajar. Ini diharapkan bisa menggantikan praktik-praktik yang berpotensi merugikan dan menciptakan suasana yang lebih sehat dan menyenangkan.

Semoga, ke depan, ospek di Universitas NTT bisa bertransformasi menjadi pengalaman yang lebih mendidik dan positif. Dengan mengurangi praktik-praktik yang berlebihan dan menekankan pada pembentukan karakter yang baik, diharapkan ospek bisa menjadi momen yang membangun, bukan justru menjadi ajang bullying yang merugikan.

Ospek seharusnya menjadi ajang untuk mempererat tali persaudaraan dan membangun solidaritas antar mahasiswa, bukan sebuah tradisi yang menimbulkan trauma. Kita semua berharap, dengan pemikiran yang lebih terbuka, ospek di Universitas NTT dapat menjadi lebih baik dan lebih bermakna bagi generasi mendatang.