Kisahnya bermula ketika Rasman, seorang pengusaha muda, tiba di bandara dengan waktu yang cukup mepet. Ia berencana untuk terbang menuju Bali untuk menghadiri konferensi bisnis penting. Namun, akibat kemacetan yang tidak terduga di jalan, ia tiba di bandara hanya 30 menit sebelum keberangkatan pesawatnya.rasman pun sambil bermain treasure aztec demo
Setibanya di sana, Rasman langsung berlari menuju check-in, namun sayangnya, ia sudah terlambat. Petugas bandara memberitahunya bahwa ia tidak bisa lagi naik ke pesawat dan harus menunggu penerbangan berikutnya. Dalam keadaan frustrasi, Rasman merasa semua rencananya hancur.
Tak terima dengan situasi tersebut, Rasman mulai mengeluarkan unek-uneknya. Ia berteriak dan menarik perhatian banyak orang di sekitarnya. Yang mengejutkan, ia mulai menyebut-nyebut nama Presiden Republik Indonesia, seolah-olah menghubungkan masalah pribadinya dengan tanggung jawab pemerintahan. "Presiden harusnya tahu tentang pelayanan bandara yang buruk ini! Kami sebagai rakyat tidak layak diperlakukan seperti ini!" teriaknya.
Aksinya menarik perhatian para penumpang lain, sebagian besar menonton dengan heran, sementara yang lain mencoba menenangkan Rasman. Beberapa pengunjung bahkan mengeluarkan ponsel mereka untuk merekam momen tersebut, membuat situasi semakin riuh.
Akhirnya, petugas keamanan mendekati Rasman untuk meredakan situasi. Mereka dengan sabar menjelaskan prosedur dan memberikan opsi penerbangan berikutnya. Setelah beberapa saat, Rasman mulai tenang dan menyadari bahwa emosinya tidak akan mengubah keadaan.
Setelah melewati proses yang cukup panjang, Rasman pun akhirnya menerima tawaran penerbangan selanjutnya dan meninggalkan bandara dengan perasaan campur aduk. Meskipun ia merasa kecewa dan marah, pengalaman tersebut memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya manajemen waktu dan kesabaran.
Insiden ini pun menjadi bahan perbincangan di media sosial dan di kalangan penumpang yang menyaksikannya. Banyak yang berkomentar tentang bagaimana kemarahan Rasman, meskipun tidak tepat sasaran, mencerminkan frustrasi banyak orang terhadap pelayanan publik yang seringkali tidak memuaskan.