Pusbet News - Dalam sebuah insiden tragis yang mengguncang komunitas pendidikan di Deli Serdang, seorang siswa SMP berusia 14 tahun dilaporkan meninggal dunia setelah menjalani hukuman fisik berupa squat jump sebanyak 100 kali yang diberikan oleh gurunya. Kejadian ini memicu perdebatan serius mengenai praktik disiplin di sekolah dan keselamatan siswa.
Menurut informasi yang beredar, hukuman tersebut diberikan setelah siswa tersebut diduga melanggar aturan sekolah. Hukuman dilaksanakan di lapangan sekolah di hadapan teman-teman sekelasnya. Setelah menyelesaikan sebagian besar repetisi, siswa tersebut tiba-tiba pingsan, membuat panik teman-temannya. Mereka bersama guru lain segera membawanya ke rumah sakit, tetapi sayangnya, nyawanya tidak dapat diselamatkan. gacor 889
Pihak sekolah menyampaikan rasa duka yang mendalam atas kejadian ini dan mengklaim bahwa hukuman fisik bukanlah praktik yang dianjurkan. Mereka berjanji untuk mengevaluasi kebijakan disiplin yang ada. Namun, kejadian ini memicu pertanyaan serius dari banyak orang tua dan anggota masyarakat mengenai mengapa praktik hukuman fisik masih diterapkan di sekolah-sekolah.
Gelombang kemarahan mulai menyebar di kalangan masyarakat, dengan banyak yang menyerukan investigasi menyeluruh terhadap insiden tersebut. Para orang tua meminta agar pihak berwenang mengevaluasi praktik disiplin yang dianggap ekstrem dan berpotensi membahayakan keselamatan siswa. Mereka juga mendesak sekolah-sekolah untuk beralih ke metode disiplin yang lebih konstruktif dan aman bagi siswa.